Menjadi pekerja sosial adalah pilihan, pilihan yang
didasari oleh panggilan jiwa untuk bermanfaat untuk orang lain. Demikian halnya
pilihan menjadi Pelaksana Program Keluarga Harapan (PKH) khususnya pendamping
lapangan yang menjadi ujung tombak keberhasilan program. Mengemban tugas
sebagai Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) tidaklah segampang
penglihatan dan penilaian kebanyakan orang, sebab bekerja dalam isu kemiskinan akan
dihadapkan dengan persoalan-persoalan kemiskinan yang kompleks yang dihadapi oleh KPM.
Beberapa catatan renungan untuk seorang pekerja sosial;
- Jangan menjadi pendamping jika merasa kesal ditelpon bolak-balik KPM disebabkan ketidakpahaman mereka.
- Jangan menjadi pendamping jika tidak sabar menghadapi KPM yang susah untuk memahami apa yang dijelaskan.
- Jangan menjadi pendamping jika tidak siap dinilai negatiif oleh pihak-pihak tertentu yang memberikan penilaian karena ketidakpahaman mereka.
- Jangan menjadi pendamping jika selalu curhat sana-sini menjalankan tugas yang padat dan deadline.
- Jangan menjadi pendamping jika tidak siap bekerja dengan cuaca tidak bersahabat, lingkungan berdebu, lumpur bahkan bau yang tidak enak.
- Jangan menjadi pendamping jika tidak siap mengikuti berbagai regulasi atau kebijakan dalam menjalankan program.
- Jangan menjadi pendamping jika tidak siap menghadapi masyarakat dengan berbagai karakter dan kebiasaan.
- Jangan menjadi pendamping jika tidak siap menghadapi berbagai persoalan KPM yang sangat kompleks termasuk dalam penyaluran bantuan, seperti CKPM tidak memiliki legal dokumen, gagal buka rekening kolektif, saldo nol, ATM terblokir dan lainnya yang kesemuanya memiliki konsekuensi.
Begitu banyak kegiatan yang dilakukan dalam
pendampingan yang tidak mengenal waktu, namun PPKH dapat melaksanakan dengan semangat, komitmen dan bekerja dengan bahagia karena inilah panggilan jiwa
seorang pendamping yang bergelut dalam isu kemiskinan, dapat bermanfaat
kapanpun dan dimanapun adalah panggilan yang tertanam dalam jiwa.
By
Hm
By
Hm
Best...
BalasHapus