This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 31 Agustus 2018

MENDENGAR YANG TIDAK TERDENGAR, MENYENTUH YANG TIDAK TERSENTUH



Program Keluarga Harapan (PKH) menjadi bagian dalam strategi nasional untuk penanggulangan kemiskinan yang berbeda dengan program-program bantuan sosial lainnya. PKH adalah bantuan tunai bersyarat dalam bentuk uang, maka tidak bisa dipungkiri dalam pelaksanaannya lebih sensitif  dilapangan. Banyak pihak yang memberikan penilaian, opini, statemen yang cenderung negatif bahkan sampai pada titik penolakan terlebih dalam pelaksanaannya secara keseluruhan di-handle oleh pendamping lapangan, sedangkan pihak lainnya dalam garis koordinasi dan bekerjasama untuk kelancaran program sesuai dengan kapasitas masing-masing. Demikianlah flash back pengalaman yang dialami oleh Masriani Wahyu Hidayati, salah satu pendamping PKH Kecamatan Aikmel kelahiran Bagik Nyaka 31 tahun silam tepatnya 31 Oktober 1987. 

Menjadi angkatan pertama tahun 2011 bukanlah hal yang mudah, sebab memulai sesuatu yang baru khususnya dalam pelaksanaan program akan banyak tantangan dan kendala, banyak konflik dilapangan, banyak penilaian negatif dan pada titik yang paling menguras tenaga dan pikiran adalah penolakan dari banyak pihak termasuk pemerintah desa. Namun bagi Masriani Wahyu Hidayati yang dalam keseharian di panggil Ibu Ri kondisi ini bukanlah sesuatu yang mampu menyurutkan motivasinya untuk terus melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pendamping program dengan berbagai pendekatan dan strategi yang dikembangkan, disamping itu banyak tantangan dan kendala menjadikannya SDM PKH yang berkualitas, siap  siaga dalam kondisi apapun, sehingga point terpentingnya adalah bisa BEKERJA DENGAN BAHAGIA.
Selama berproses menjadi SDM Program Keluarga Harapan (PKH) berkunjung ke setiap rumah-rumah KPM sebagai upaya lebih dekat dengan penerima manfaat program adalah rutinitas yang dirasakan mampu membangun hubungan emosional dengan KPM, lebih mudah untuk diorganisir dan tentu saja menjadikan KPM memahami tujuan  program dan merealisasikannya. Kunjungan bukan sebatas kunjungan namun dalam kegiatan ini sebagai fasilitator  bagi Ibu Ri akan membuat seorang pendamping mendengar dan menyuarakan berbagai persoalan kerentanan KPM, keterbelakangan mereka, kesedihan mereka, harapan mereka, keterbatasan mereka yang selama ini mereka tidak pernah suarakan. Kesemuanya adalah indikator kemiskinan yang tidak pernah tersentuh untuk diberdayakan, namun dengan kehadiran pendamping sebagai fasilitator akan menjembatani persoalan-persoalan mereka yang selama ini tidak pernah tersentuh. 
Terlebih saat ini ada kegiatan FDS (Family Development Session) atau P2K2 (Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga) dengan berbagai materi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari penerima manfaat program, kegiatan ini mampu menjadi wadah  curhat yang benar, tempat berbagai persoalan KPM  dan tempat berbagi kebahagiaan dengan perubahan-perubahan dan prestasi anak-anak KPM. Demikian  juga dengan peserta PKH kategori lansia yang begitu bersyukur dengan adanya PKH, dengan bantuan tunai yang diterima kebutuhan mendesak mereka dapat terpenuhi sehingga bisa lebih tenang menjalani kehidupan masa tua mereka, dan mengganggap pendamping PKH seperti anak sendiri sebagaimana yang dialami selama ini oleh Ibu Ri.

Selasa, 28 Agustus 2018

MEREDA JERITAN KPM DI TENDA TENDA PENGUNGSIAN

Dalam kondisi apapun baik suka maupun duka setiap individu membutuhkan orang lain untuk berbagi, berbagi cerita, berbagi kesedihan, berbagi pengalaman, berbagi informasi bahkan berbagi rizki. Kesemuanya adalah untuk saling menguatkan dalam kondisi apapun sebab kondisinya akan berbeda jika setiap individu menghadapi persoalannya sendiri. Demikianlah yang dilakukan oleh Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Kecamatan Aikmel, tetap bermanfaat, tetap berbuat dalam situasi dan kondisi apapun khususnya untuk KPM.
Kini KPM menempati tenda-tenda sebagai tempat melepas lelah, tempat yang paling nyaman untuk berkativitas sehari-hari pasca gempa bersama keluarga. Rasa was-was, hawatir tidak berkesudahan, hilang harap dan lainnya bercampur aduk mengisahkan pilu dan jeritan KPM. Akan tetapi kesemuanya akan bisa dihadapi dengan lebih tenang, optimis bisa bangkit kembali, lebih legowo menerima bencana yang terjadi karena pendamping terus menerus mendampingi, bersilatirahmi, berbagi informasi dan berbagi rizki semata-mata untuk saling menguatkan.

Senin, 27 Agustus 2018

PPKH AIKMEL TIDAK MENGENAL ISTILAH TERBEBANI KARENA KPM ADALAH KITA



"To Help People and To Help Themzelves Kita  Tanam Dalam Jiwa Kita", barisan  bait Mars PKH yang terus menerus menjadi pengingat dan membakar semangat pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), dalam kondisi dan situasi apapun agar tetap menjadi insan yang bermanfaat bagi sesamanya. Tidak ada beban atau main hitung-hitungan karena ini adalah passion yang tertanam dalam jiwa. Sebagaimana rapat koordinasi PPKH Aikmel yang dilaksanakan pada hari ini, Selasa 28 Agustus 2018, bertempat di Sekertariat UPPKH Aikmel, diikuti oleh pendamping dan difasilitasi oleh Koordinator Kecamatan Bapak Hiswathon, S.Pd.

Rapat koordinasi ini dilakukan sebagai bentuk follow up terkait banyaknya KPM yang rumahnya mengalami rusak berat setelah terjadinya gempa di Kecamatan Aikmel maupun Lenek. Jika sebelumnya penggalangan dana dilakukan untuk membantu korban gempa yang berada di Kecamatan Sambalia dan Sembalun, namun kali ini penggalangan dana dilakukan kembali dengan menfokuskan bantuan untuk Kecamatan Aikmel Sendiri. 
Rapat kordinasi tim PPKH Aikmel kali ini menyepakati agar masing-masing Pendamping mengidentifikasi rumah KPM yang megalami rusak sedang dan berat, serta kebutuhan mendesak KPM saat ini. Penggalangan dana akan dilakukan di wilayah masing-masing serta mencari donatur-donatur peduli lainnya untuk melakukan gerak bersama membantu KPM pasca gempa. Sebelum melakukan rapat koordinasi masing-masing pendamping sudah melakukan upaya penggalangan dana sehingga pada saat rapat koordinasi sudah terkumpul Rp.7.769.000. Penyaluran bantuan akan dilakukan setelah data terkumpul kemudian membahas kembali bentuk bantuan yang akan diberikan kepada KPM.



By
Hm

Minggu, 26 Agustus 2018

PESERTA PKH INAQ SOHRIAH ASAL DUSUN JANGKONG DESA KALIJAGA KEC. AIKMEL LOTIM NTB

TANGGAL PENDATAAN :    3/25/2016    
NO. PESERTA :    520309000400245       
PENDAMPING    ASHHABUL YAMIN, S.Pd   





A. DATA KSM







1 NAMA PENGURUS : INAQ SOHRIAH        
2 ALAMAT : DUSUN JANGKONG        
3 KECAMATAN : AIKMEL            
4 KELURAHAN/DESA : KALIJAGA          
5 NO. KARTU KELUARGA : 5203090802120041            
6 PEKERJAAN KEPALA KELUARGA : BURUH HARIAN LEPAS        
7 STATUS TEMPAT TINGGAL : MILIK SENDIRI          
  LUAS TANAH KEPEMILIKAN   89,54   m2        
8 LUAS LANTAI TEMPAT TINGGAL : 25,5   m2        
9 JENIS LANTAI TERLUAS : SEMEN            
10 KUALITAS LANTAI TERLUAS : JELEK            
11 JENIS DINDING TERLUAS : BAMBU            
12 KUALITAS DINDING TERLUAS : JELEK            
13 JENIS ATAP TERLUAS : GENTENG          
14 KUALITAS ATAP TERLUAS : JELEK            
15 SUMBER AIR MINUM : MATA AIR NYIUR BAYA        
16 CARA MEMPEROLEH AIR MINUM : TIDAK MEMBELI        
17 SUMBER PENERANGAN UTAMA : LISTRIK MENGALIR DARI TETANGGA      
18 BAHAN BAKAR MEMASAK : KAYU BAKAR          
19 FASILITAS JAMBAN : LUBANG TANAH        

JUMLAH TERNAK







* CORET YANG TIDAK PERLU







B. KOMPLEMENTARITAS







  KUBE :              
  UEP :              
RASTRA : SUDAH TERDAFTAR        
  RUTILAHU : TIDAK LAYAK          
  ASKESOS :              
  KELUARGA BERENCANA :              

PROGRAM LAINNYA

















C. DATA ANGGOTA RUMAH TANGGA







NO NAMA HUB KATEGORI JK TEMPAT LAHIR TANGGAL LAHIR USIA
1 INAQ SOHRIAH 2 9 P JANGKONG 02/01/1946 72
2 AQ SOHRIAH 1 9 L JANGKONG 12/06/1960 57
3 USWATUN HASANAH 3 9 P JANGKONG 01/07/1992 26
4 ABDULLAH 3 9 L JANGKONG 01/07/1995 23
5 ABDURRAHMAN 3 9 L JANGKONG 12/09/1999 18
6 MASPUPAH 3 5 P JANGKONG 31/12/2004 12
7 M ATHAR 3 5 L JANGKONG 15/05/2001 15
8 RAHMATUS SOLEHAH 3 6 P JANGKONG 01/09/2000 18
9 ANIN AZMA 3 4 P JANGKONG 01/07/2008 88
10 IZZUDIN AL AZMI 3 4 L JANGKONG 01/07/2005 13

Jumat, 24 Agustus 2018

PPKH MEMANUSIAKAN MANUSIA



Ashabul Yamin adalah laki-laki kelahiran Kutai Tanjung Laong Kalimantan Timur, tepatnya 9 Juli 1987,  Ashabul Yamin dikenal sebagai sosok yang sangat menyayangi keluarga, dan saat ini sudah dikaruniai seorang putra  bernama Muhammad Fithra Alkaromi dari istri Dewi Uji Yastuti. 
MEMANUSIAKAN MANUSIA tanpa melihat status, latar belakang, pendidikan dan lainnya khususnya  masyarakat miskin yang selama ini terpinggirkan itulah tujuan mulia dari Ashabul  Yamin, salah satu pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Kecamatan Aikmel yang bergabung sejak tahun 2011. Dapat dibayangkan suatu kondisi dimana masyarakat yang miskin dalam segala akses akan menunjukkan kehidupan yang dapat membuat sesak dada dan membuat kita menarik nafas dalam-dalam, seperti halnya anak-anak  fakir miskin atau anak yatim yang memiliki keinginan kuat untuk sekolah namun sering terganggu karena tidak dapat membeli peralatan dan perlengkapan sekolah termasuk buku-buku penunjang, anak-anak yang tidak terlalu diperhatikan oleh orang tua atau keluarganya sehingga lebih sering tidak sekolah, anak-anak yang tidak memiliki kepercayaan diri karena berasal dari keluarga yang tidak mampu, anak-anak yang tidak terurus kesehatannya, bahkan orang tua selaku pengurus KPM yang berbicara dengan orang lain saja sangat takut, bahkan hingga saat ini masih ada orang tua yang takut berbicara karena takut salah dan disalahkan. 

Realita ini jelas sebuah kondisi kemiskinan dengan keterbelakangan sehingga membutuhkan fasilitator untuk menjembatani semua keterbelakangan  ini, untuk memberikan pencerahan, untuk memberikan penghargaan, untuk memberikan rasa aman, rasa percaya diri dan memiliki harapan untuk meraih kehidupan yang lebih baik. Kondisi  ini semakin menggugah naluri kemanusiaan Ashabul  Yamin untuk berbuat untuk bermanfaat bagi orang lain.

Namun niat luhur, komitmen kuat didalam melakukan  pendampingan tentu memiliki tantangan yang membutuhkan pemikiran dan strategi jitu dalam menyelesaikannya seperti halnya persoalan excllusion dan inclusion errsor, situasi ini akan memancing penilaian negatif kepada pendamping dan program, bahkan sangat berpotensi menimbulkan konflik didalam masyarakat. Sehingga bagi Ashabul  Yamin ketelitian, strategi, hati-hati dan penuh perhitungan harus dipegang oleh tiap pendamping dalam penyelesaian masalah-masalah yang terjadi dengan melakukan pendekatan personal dan koordinasi intens dengan lintas sektor terkait untuk mendukung kesuksesan program.

Peluh bercucuran, panas, dingin, lelah, letih, pikiran yang terkuras didalam melaksanakan pendampingan bagi Ashabul Yamin atau yang biasa di sapa dengan Pak Yamin bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan rasa haru, bangga, senang serta bermanfaat bagi KPM dampingannya seperti keberhasilan dalam melakukan advokasi siswa PKH yang terancam Drop Out, proses ini adalah salah satu tindakan menyelematkan generasi penerus bangsa. Selain itu kegiatan Pertemuan  Peningkatan Kemampuan Keluarga atau P2K2 adalah kegiatan yang dinilai MEMANUSIAKAN MANUSIA dengan memberikan pencerahan, penguatan, motivasi, membangun harapan untuk meraih kehidupan yang lebih baik. Oleh sebab itu bagi sosok yang juga dikenal berkepala dingin dalam menyelesaikan setiap persoalan ini menganggap Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program super karena mampu mewujudkan kehidupan yang lebih baik. 

SALAM PKH


By
Hm


PKH MENYELAMATKAN AGENT OF CHANGE DI WILAYAH KANTONG TKI





Keterbatasan atau ketidakmampuan masyarakat di dalam memenuhi kebutuhan dasar sering identik dengan status ekonomi kategori miskin. Sebuah kondisi dimana setiap individu tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya disebabkan berbagai faktor diantaranya pekerjaan yang dilakoni adalah pekerjaan informal dengan upah rendah, menjadi pekerja keluarga yang tidak mendapatkan upah, tidak tersedianya lapangan pekerjaan, minimnya jiwa usaha, rendahnya SDM untuk mengembangkan atau mengelola potensi lokal dan lain sebagainya. Salah satu dampaknya kemudian adalah Lombok Timur menjadi wilayah kantong TKI tertinggi di Nusa Tenggara Barat.

Miris dengan wajah kemiskinan tersebut laki-laki maupun perempuan kemudian memilih untuk menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke berbagai belahan Negara di dunia, baik Asia maupun Timur Tengah. Ketika dilakukan pendampingan di desa-desa se-Kecamatan Aikmel terpetakan bahwa tujuan mereka memilih menjadi TKI adalah mencari nafkah agar bisa menyekolahkan anak-anak mereka, bisa membuat rumah sendiri, mencari modal untuk usaha, dan tidak sedikit TKI adalah perempuan yang meninggalkan keluarga. Akan tetapi tidak semua TKI dapat mencapai tujuan tersebut justru yang terjadi adalah sebaliknya tidak pernah mengirim uang, tidak ada hasil, bahkan tidak sedikit yang mengalami persoalan diluar sana. 
Mirisnya keluarga yang ditinggalkan adalah anak-anak mereka yang sedang dalam usia emas, usia yang sangat membutuhkan kasing sayang orangtuanya untuk tumbuh kembang mereka yang optimal. Realita yang kemudian terjadi adalah anak-anak kemudian dititipkan ke orang tua mereka atau nenek, atau sanak saudara lainnya. Pernyataan yang tidak sedikit terlontar dari masyarakatadalah si A, B, C “Anak Nenek”. Nenek atau saudara lainnya kemudian dibebankan dengan tugas untuk mengasuh, jelas tidak bisa dilakukan dengan seoptimal mungkin, bahkan kita tidak bisa menutup mata dan telinga ahirnya anak-anak menjadi tidak terurus dalam pemenuhan kebutuhan dasar khususnya kesehatan dan pendidikan dan pastinya berpengaruh untuk kepastian masa depan mereka, karena harus disadari bahwa mereka sudah memiliki kehidupannya sendiri bukan lagi dibebankan untuk mengurus cucu atau sanak saudara mereka.
Namun melalui program nasional PKH menjadi program bantuan bersyarat, harus kita akui berkontribusi besar untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa yang akan menjadi agen perubahan atau “Agent Of Change”, yang berpotensi Drop Out. Melalui PKH setiap orang dewasa yang menjadi pengurus termasuk anak-anak yang ditinggalkan menjadi TKI akan diberikan pendidikan kritis bagaimana kemudian menerapkan pola asuh anak yang baik agar motivasi tetap terjaga melalui kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2. Setiap KPM harus berkomitmen atas syarat dari PKH itu sendiri yaitu mengakses fasilitas kesehatan dan pendidikan. Selanjutnya untuk memastikan kembali komitmen KPM, pendamping PKH melakukan verifikasi fasilitas pendidikan dan kesehatan dengan mengawal kehadiran masing-masing anak  penerima manfaat program dengan berbagai persoalannya. Artinya proses ini adalah langkah nyata untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa yang akan menjadi agen-agen perubahan.

SALAM PKH

By
Hm